meski mimpi pun terkadang hanya dalam sehembusan nafas
lalu menjadi sirna, semuanya
menjadi hamparan ketaksengajaan yang serta-merta
berpelukan dengan angan yang tertunda
lalu aku yang masih merindu, akankah selalu setia merayu keraguan
bahkan ketika mulai meraba gerbang-Mu
ya, meski kutahu bahwa menggenggam kesetiaan hanyalah semacam dendam yang entah
hamun ada sekelumit pengharapan tengah berlabuh dalam segumpal doa
meski tak sempat kerucap,
dan keterasingan yang kian menyergap nyatalah menjadi saksi
dalam perjalanan cinta seorang pecundang
dengan hasrat kian berlumuran debu.
(hanya sekumpulan kata)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar