Benyamin S
Kubertanya pada-Mu oh Tuhanku
Bersimpuh datang aku
Mohon ampun umat-Mu
Gambaran dan kenyataan
Menyimpang dan menyalahi
Kuatkanlah imanku
Ajar aku di jalan-Mu
Demikian larik lagu 'Ampunan' yang ditulis Harry Sabar dan Erwin Soejoso dan dinyanyikan Benyamin S bersama kelompok Al Haj pada album Biang Kerok (1992). Benyamin yang kerap di panggil Bang Ben atau Babe, menyanyikan lagu tersebut dengan serius, sama sekali tidak menyisakan kesan jenaka seperti kebanyakan lagu-lagunya selama ini. Pun demikian dengan tata musiknya yang digarap sederet pemusik Pegangsaaan seperti Harry Sabar, Keenan Nasution, Oding Nasution, dan Editya, lebih mencuatkan atmosfer rock progresif seperti Genesis. Larik lagu ini seolah permohonan terakhir Bang Ben sebelum akhirnya menutup mata pada 5 September 1995.
Kepergian Benyamin Sueb yang lahir 5 Maret 1939 memang sangat menyesakkan dada siapa saja yang mengenal sosoknya. Lelaki yang dilahirkan di bilangan Kemayoran, Jakarta, yang merupakan komunitas masyarakat Betawi, tak pelak adalah sosok penghibur sejati. Jatidiri kesenimanannya komplet. Benyamin terampil menulis lagu, piawai berdendang hingga kemampuan dalam seni peran.
Dalam kurun waktu empat dasawarsa, Benyamin S, memang telah menghibur khalayak dari lagu-lagu yang ditulisnya dan dinyanyikannya, juga dari penampilannya yang segar di layar lebar hingga ke layar kaca. Benyamin adalah ikon khalayak yang tak terbantahkan.
Dalam konstelasi musik, Benyamin Sueb adalah sosok yang cerdas yang bisa menjadikan musik sebagai medium yang tak sekadar hiburan semata, tapi juga sebagai medium refleksi, kritisi, maupun kontemplasi. Jika menyimak karya-karya Benyamin niscaya kita akan melihat sebuah potret kehidupan dari sebuah komunal yang beragam. Karya Benyamin sejujurnya merupakan potret kaum marginal yang tertatih-tatih meniti riak gelombang hidup yang terkadang tak mengenal kompromi. Simaklah lagu-lagu serial Tukang yang dijejalkan Benyamin ke kuping kita semisal 'Tukang Solder', 'Tukang Becak', 'Tukang Kridit', 'Tukang Sayur', 'Tukang Obat', 'Tukang Tuak', 'Tukang Sado', 'Tukang Jala', 'Tukang Duren' , 'Tukang Minyak', dan entah apa lagi.
Benyamin pun peka terhadap fenomena sosial semisal pada lagu 'Kompor Meleduk' yang rasanya masih memiliki relevansi hingga sekarang, yaitu problematika banjir yang mengakrabi penduduk Jakarta mulai dari era Bang Ali hingga Bang Yos :
Ane jadi gemeteran
wara wiri keseribet
Rumah ane kebanjiran
Ggara gara got mampet.
Benyamin memang tidak menampilkan bentuk kritik secara lugas dan menohok. Malah disusupi celutukan sarat canda khas Betawi yang nyablak. Dia tak pernah melontarkan gemerutuk caci-maki dan sangat jauh dari narasi arogansi. Benyamin memosisikan diri sebagai wong cilik yang menghadapi keseharian dengan polos, lugu, dan tulus. Dia pun seolah mewakili zamannya, semisal ketika Jakarta dikritik sebagai kota yang menyuburkan kehidupan maksiat dan judi. Lalu muncul lagu-lagu seperti 'Steambath', 'Jackpot', maupun 'Bilyar'.
Dalam lirik bernada kritik sekalipun, Benyamin memang seolah ngedumel tanpa beban. Dia selalu tangkas menyajikan lirik lagu bernada celutukan. Simaklah lagu 'Pungli' (1977)
Ade yang di kolong meja
Ade yang ditengah jalan
Ade yang memang sengaja di taruh dalam lipatan.
Lagu 'Pungli' ini bahkan memperoleh penghargaan dari Pangkopkamtib Soedomo, karena dianggap membantu program Operasi Tertib saat itu.
Nuansa Betawi
Pijakan pertama Benyamin dalam dunia musik bermula ketika tergabung dalam band Melody Boys yang di era 50-an memainkan repertoar musik calypso, rhumba, dan cha-cha, bahkan sesekali menyusupkan keroncong walau pun diimbuh beat bernuansa Barat. Pendukung band ini yaitu Rachman A (gitar), Rahmat Kartolo (vokal), Yoyok Jauhari (vokal), Imam Kartolo (saxophone), Pepen Effendi (vokal), Saidi (bongo), Zainin Slamet (perkusi,suara latar), Suparlan (gitar), Timbul Heri Sukarjo (bas), dan Benyamin S (bongo,suara latar). Benyamin bahkan pernah bermain jazz dengan biang jazz seperti Jack Lemmers yang kemudian berganti nama menjadi Jack Lesmana dan Amir Saragih atau akrab dengan panggilan Bill Saragih di Hotel Des Indes Jakarta.
Ketika Bung Karno meniupkan semangat anti-Barat pada tahun 1963, Melody Boys pun lalu mengganti nama menjadi Melodi Ria. Sejak saat itu muncul pelarangan menyanyikan lagu-lagu Barat.
Tidak kondusifnya suasana seperti ini, justeru membuat Benyamin terpacu di wilayah kreativitas. Benyamin lalu memilih idiom musik Betawi, yaitu gambang kromong dalam ekspresi bermusiknya. Sebetulnya, ia hanya menyerap anasir gambang kromong yang kemudian dibaurkan dengan instrumentasi Barat. Dalam beberapa hal, Benyamin justru mengabaikan beberapa pakem dalam gambang kromong. Ini merupakan gagasan cerdas, karena ia yakin musik yang dipilihnya bukan lagi untuk konsumsi lokal dalam hal ini budaya Betawi, tetapi untuk masyarakat seluruh Indonesia.
Sosok Benyamin pun tak hanya dikenal penyanyi dan aktor saja, melainkan sebagai komposer yang mumpuni. Bing Slamet, seniman serba bisa yang dianggap Benyamin sebagai guru, adalah orang pertama yang mengintip bakat Bang Ben sebagai komposer. Bing Slamet pula yang menyanyikan lagu karya Benyamin 'Nonton Bioskop' pada akhir era 60-an. Beberapa album solo Bing Slamet selalu berisi lagu-lagu karya Benyamin S seperti Hujan Gerimis atau Endeng-Endengan. Baik Bing dan Ben bahkan pernah berkolaborasi menulis lagu, misalnya lagu 'Ada-Ada Saja' yang terdapat dalam album Bing Slamet dan Eka Sapta.
Eksperimen musik Benyamin bahkan merengkuh lebih jauh. Seniman ini mulai menyerap banyak anasir musik yang tengah menjadi tren. Pada akhir 60-an hingga awal 70-an, ia terasa banyak mengambil idiom blues seperti dari repertoar pemusik blues Inggiris, John Mayall & The Bluesbreakers, hingga racikan soul ala James Brown. Secara kebetulan, baik blues maupun soul memang memberikan ruang yang leluasa untuk ekspresi yang spontan dan hal ini ternyata seolah berjodoh dengan budaya Betawi yang nyablak itu.
70 album
Musik yang ditorehkan Benyamin terasa beragam. Dia tak hanya berkutat pada ragam pop maupun gambang kromong semata. Tapi, dengan semangat eklektik, Bang Ben pun mulai menyusupkan perangi musik lain seperti rock, blues, soul, funk, kroncong, seriosa hingga dangdut. Meskipun tampil bak bunglon, jatidiri Benyamin tetap kuat mencengkeram. Sederet grup musik telah mengiringi Benyamin dalam album-albumnya, seperti gambang kromong Naga Mustika. Pantja Nada, Elektrika, Beib Blues, hingga Al Haj.
Benyamin yang semasa hidupnya telah menetaskan sekitar 70 album rekaman pun telah melakukan duet dengan banyak artis mulai dari Rossy, Rita Zahara, Lilies Suryani, Ida Royani,Inneke Kusumawati, Herlina Effendi, Bing Slamet, Eddy Sud, Euis Darliah, Maryantje Mantauw, dan banyak lagi.
Siapa pun tak akan memungkiri bahwa Benyamin Sueb si Biang Kerok adalah penghibur sejati. Benyamin memang gak ade duanye, persis seperti lagu yang ditulisnya 'Si Jampang':
Pasang kuping biar terang
Nih kenalin si Jampang
Jago nomor satu
DISKOGRAFI
1.Kancil Kesasar/Kue Onde (Mesra Records)
2.Si Jampang (Melodi Record)
3.Oom Senang (Mesra Record)
4.Brang Breng Brong (Diamond Record)
5.Jangkrik Genggong (Mutiara Record)
6.Apollo (Indah Records)
7.Tukang Tuak (Undah Records)
8.Nonton Pecoen (Remaco)
9.Keluarga Gila (Remaco)
10.Tukang Sado (Remaco)
11.Tukang Becak (Remaco)
12.Terus Turun (Remaco)
13.Steambath (Remaco)
14.Dul-Dul Tjak (Mutiara Records)
15.Patjaran (Indah Records)
16.Ngupi (Remaco)
17.Nyari Kutu (Indah Records)
18.Tukang Loak (Indah Records)
19.Ngibing (J&B)
20.Maredel (Remaco)
21.Mak Minta Makan Mak (Remaco)
22.Anak Sekarang (Remaco)
23.Blues Kejepit Pintu (Remaco)
24.Bul Bul Efendi (Irama Tara)
25.Kicir-Kicir (Remaco)
26.Asal Nguap (Indah Records)
27.Makan (Remaco)
29.Main Congklak (Irama Tara)
30.Ketemu Bayi Tabung (Irama Tara)
31.Soraya (Fila Records)
32.Telepon Cinta (Insan Record/RCA)
33.Martabak (Insan Record)
34.Ngibing Betawi (Varia Nada Utama)
35.Cintaku Berat di Ongkos (Virgo Ramayana Records)
36.Assoy (Ben's Records)
37.Duit (Mutiara Records)
38.Bayi Tabung (Insan Records)
39.Mat Codet (Irama Asia)
40.Tua-Tua Komersiel (Gesit Records)
41.Saya Bilang (Abadi Records)
42.Telepon Umum (Purnama Records)
43.Belajar Membaca (Irama Asia)
44.Nostalgila (Asia Records)
45.Sang Kodok (BBB)
46.Biang Kerok Bersama Al Haj (Virgo Ramayana/Ben's Records)
DUET
1.Indehoy bersama Rossy (Mesra Records)
2.Tukang Solder bersama Rossy (Diamond Records)
3.Es Tape bersama Rossy (Indah Records)
4.Tukang Loak bersama Lilis Suryani (Remaco)
5.Ngelamar bersama Rita Zahara (Indah Records)
6.Tukang Duren bersama Rita Zahara (Indah Records)
7.Tukang Kridit bersama Ida Royani (Indah Records)
8.Siapa Punya bersama Ida Royani (Indah Records)
9.Begini Begitu bersama Ida Royani (Indah Records)
10.Tukang Delman bersama Ida Royani (Indah Records)
11.Si Mirah Jande Marunde bersama Ida Royani (Indah Records)
12.Yang Paling Enak bersama Ida Royani (Dian Records)
13.Dunia Terbalik bersama Ida Royani (Dian Records)
14.Anak Bapak bersama Ida Royani (Remaco)
15.Di Sini Aje bersama Ida Royani (Remaco)
16.Item Manis bersama Ida Royani (Remaco)
17.Tukang Tape bersama Ida Royani (Irama Mas)
18.Perkutut bersama Ida Royani (Remaco)
19.Lampu Merah bersama Ida Royani (Remaco)
20.Lampu Merah II bersama Ida Royani (Remaco)
21.Cinta tak Terbatas bersama Ida Royani (Remaco)
22.Aturan Asyik bersama Ida Royani (Remaco)
23.Ketemu Lagi bersama Ida Royani (Remaco)
24.Jampang and His Wife bersama Inneke Kusumawati (Remaco)
25.Janda Kembang bersama Inneke Kusumawati (Remaco)
26.Semut Jepang bersama Inneke Kusumawati (Remaco)
27.Monyet Nangkring bersama Inneke Kusumawati (Remaco)
28.Dokter bersama Inneke Kusumawati (Mutiara)
29.Mancing Lindung bersama Herlina Effendy (Remaco)
30.Cong-Cong Balicong bersama Herlina Effendy (Remaco)
31.Muhammad Ali bersama Herlina Effendy (Remaco)
32.Sumur Pompa bersama Herlina Effendy (Remaco)
33.Raport Merah bersama Herlina Effendy (Remaco)
35.Apanya Dong bersama Euis Darliah (DD Records)
36.Apanya Dong II bersama Euis Darliah (DD Records)
37.Dicoba Dong bersama Euis Darliah (DD Records)
38.Tukang Sate bersama Beno Benyamin (Remaco)
LAWAK
1.Warung Jakarte (ABC Records)
2.Bergurau dan Bernyanyi Bersama Eddy Sud (Purnama Records)
3.Paling Enak Bersama Eddy Sud (Purnama Records)
4.Sepakbola Bersama Eddy Sud (Purnama Records)
5.Gepeng Menantu Benyamin bersama Srimulat (Pratama Records)
SOUNDTRACK
1.Akhir Sebuah Impian (Musica Studios)
2.Koboi Ngungsi (Remaco)
KOMPILASI
1.Parade 68 (Mesra Records)
2.Tak Mau Dimadu (Remaco)
3.Dunia Masih Lebar (Remaco)
4.Ke Pantai Florida (Mutiara)
5.Kompal Kampil (Remaco)
6.Pijitin (Remaco)
7.Artis JK Records (JK Records)
8.In Memoriam Benyamin S (Musica Studio)
9.Juki (Musica Studios)
Sumber:
* Denny Sakrie/KPMI
* Republika ~ Senin, 23 April 2007