Oktober 02, 2010

MUSIK KERONCONG



MAWAR SEKUNTUM ~ Tuty Tri Sedya


Keroncong adalah sejenis musik Indonesia yang memiliki hubungan historis dengan sejenis musik Portugis yang dikenal sebagai fado. Sejarah keroncong di Indonesia dapat ditarik hingga akhir abad ke-16, di saat kekuatan Portugis mulai melemah di Nusantara. Keroncong berawal dari musik yang dimainkan para budak dan opsir Portugis dari daratan India (Goa) serta Maluku. Bentuk awal musik ini disebut moresco.

Sejarah Keroncong

Keroncong dikatakan bermula di Pulau Jawa pada abad ke-16 sewaktu pengaruh Portugis mula bertapak di kawasan Tenggara Asia. Ketika itu, seni muzik gamelan digemari di seluruh Pulau Jawa. Alat-alat muzik Barat telah digunakan untuk memainkan lagu-lagu daerah termasuk gamelan.

Proses penyesuaian ini mengambil masa yang lama. Hasilnya seni muzik keroncong menjadi sempurna pada akhir abad ke-19. Namun begitu corak muzik keroncong ini berubah dari semasa ke semasa.

Bentuk seni keroncong dengan seni muzik gamelan mempunyai beberapa aspek yang hampir sama misalnya rentak dan bentuk melodinya. Muzik gamelan dimainkan dengan cara yang teratur, tetapi muzik keroncong dapat ditokok tambah mengikut perasaan pemain-pemainnya. Alat melodi dan bentuk suara yang digunakan dalam persembahan keroncong juga lebih luas.

Antara alat muzik keroncong ialah biola, seruling, gitar, cello, double-bass, cak, keroncongHawaii, akordian atau vibrofon. mungkin menambah alat-alat lain seperti alat gitar

Muzik keroncong berkembang ke Malaysia dengan kedatangan orang-orang Jawa pada awal abad ke-20. Dikalangan kaum Baba dan Nyonya, lagu keroncong sangat digemari. Di Indonesia, ramai keturunan Cina yang meminati lagu keroncong dan ada antara mereka yang menjadi pencipta terkenal.

Dalam tahun lima puluhan, di negeri Johor khasnya di Johor Bahru telah wujud beberapa buah kumpulan muzik keroncong seperti ‘Suara Timur Keroncong Orkes’ di Kampung Stulang Darat, ‘Pepat Keroncong Party’ di Kampung Tambatan dan Mohd. Amin Johor Bahru, dan ‘Mawar Puteh Keroncong Party’ di Kampung Chik Ami Ngee Heng yang diketui oleh Encik Omar bin Abu Samah.

Pada ketika itu, muzik keroncong biasanya dipersembahkan di majlis jamuan atau pesta. Kini keroncong telah mula bertukar corak, sesuai dengan peredaran masa dan selera terutama cara persembahannya. Gubahan muzik keroncong dibuat untuk permainan pancaragam (orkestra) dan kumpulan gitar rancak.

Tokoh-Tokoh Keroncong

1. Buaya Keroncong

Salah satu tokoh Indonesia yang memiliki kontribusi cukup besar dalam membesarkan musik keroncong adalah bapak Gesang. Lelaki asal kota Surakarta (Solo) ini bahkan mendapatkan santunan setiap tahun dari pemerintah Jepang karena berhasil memperkenalkan musik keroncong di sana. Salah satu lagunya yang paling terkenal adalah Bengawan Solo. Lantaran pengabdiannya itulah, oleh Gesang dijuluki "Buaya keroncong" oleh insan keroncong Indonesia, sebutan untuk pakar musik keroncong.
Asal muasal sebutan itu berkisar pada lagu ciptaannya, Bengawan Solo. Bengawan Solo adalah nama sungai yang berada di wilayah Surakarta. Seperti diketahui, buaya memiliki habitat di rawa dan sungai. Reptil terbesar itu di habitanya nyaris tak terkalahkan, karena menjadi pemangsa yang ganas. Nah kira-kira pengandaian semacam itulah yang mendasari mengapa Gesang disebut sebagai "Buaya Keroncong"

2. Imam D. Kamus

Awalnya ia adalah anak band beraliran musik punk. Sambil menenteng biolanya, ia memainkan musik sebagai kesenangan pribadi saja. Mengembara dari satu tempat ke tempat lain, dari satu pelukan jenis musik ke jenis lainnya. Semuanya demi memuaskan keinginan. Kesenangannya pada keroncong, mendorong Imam mendirikan beberapa orkes. Pada 1994, bersama kawan-kawannya di Gelanggang Seni Sastra dan Film (GSSTF) Unpad, ia mendirikan Orkes Keroncong Rindu Order. Ketika Rindu Order vakum pada 1998, tak berapa lama ia dan beberapa anak muda mendirikan Sarekat Krontjong (SK).

3. Tony
Tony adalah pemain musik keroncong berbakat tinggi sekaligus pencipta lagu yang handal. Dia juga yang memacu adik-adiknya untuk membawakan lagu ciptaan sendiri. Dia mahir memainkan gitar (melody), keyboard dan piano. Dibandingkan dengan Beatles, dia seperti gabungan antara John Lennon, Paul dan Goerge. Permainan pianonya sangat menonjol dalam lagu-lagunya. Nada-nada yang dipilihnya sederhana, tetapi sangat berperan dalam mempercantik lagu yang dimainkan.

4. Yon
Yon Koeswoyo adalah Vokalis utama Koes Plus ini tidak menonjol dalam bermain musik. Dia hanya memainkan ritem gitar. Tetapi suaranya yang bening menjadi kekuatan lain dari Koes Plus. Dia juga pencipta lagu yang handal. Kebanyakan lagu-lagu Yon adalah lagu bernada sendu,

5. Murry
Dia adalah plus dalam Koes Plus. Dialah satu-satunya anggota Koes Plus yang bukan dari keluarga Koeswoyo. Pukulan drumnya yang khas telah memberi warna tersendiri bagi Koes Plus. Pukulan drumnya mungkin tidak akan terasa bagus kalau dia bermain dengan kelompok lain. Tetapi digabung dengan permainan keyboard Tonny, pukulannya terasa istimewa. Sebagai pemain drum dia tidak hanya pelengkap. Permainan drumnya menjadi ciri khas dari lagu-lagu Koes Plus.

6. Gerard Mosterd

Kegamangan eksistensi Mosterd yang blasteran itu juga masih mewarnai karya ini. Mosterd yang berayah Belanda dan beribu dari Jawa Timur yang dibesarkan di Sumatera Utara itu pernah belajar balet klasik di Royal Conservatory, Den Haag. Namun, dia juga akrab dengan komunitas kesenian Gugum Gumbira sampai Sardono W Kusumo. Titik temu antara Eropa dan Asia itu boleh jadi adalah keroncong. Setidaknya keroncong muncul dalam dua karya Mosterd yang digelar di Jakarta. Tahun lalu, dia memunculkan Keroncong Moritsku. Mosterd memang tak berkesan mencari titik temu atau sintesa gerak Barat-Timur. Tak ada kesan gerak yang cenderung "menjawa" atau sebaliknya. Dia membiarkan dua latar belakang kultural itu berinteraksi secara natural

7. Andjar Any
Tokoh keroncong asal Solo, Andjar Any (66) yang juga pencipta lagu keroncong yang amat produktif, menyatakan tidak sependapat dengan banyak kalangan yang memprihatinkan masa depan musik keroncong. Katanya, munculnya musik campursari yang pada awalnya berangkat dari musik keroncong (asli/langgam), adalah fitrah dari kreativitas dan kebebasan seni untuk senantiasa melakukan pengembangan.

8. Kusbini
Seniman kelahiran 1 Januari 1910 di Desa Kemlagi, Mojokerto, Jawa Timur ini, memulai kariernya bersama Jong Indisce Stryken Tokkel Orkest (Jitso), sebuah kumpulan musik keroncong di Surabaya. Merasa belum puas dengan pengetahuan musik yang didapatnya secara otodidak, Kusbini mengikuti pendidikan musik Apollo di Malang. Sembari belajar, Kusbini yang mendapat julukan ‘buaya keroncong’ dari teman-temannya ini, terus tampil sebagai penyanyi keroncong dan pemain biola pada siaran Nirom dan Cirvo di Surabaya.

Jenis-jenis keroncong

Musik keroncong lebih condong pada irama (progresi chord) dan jenis alat yang digunakan. Sejak pertengahan abad ke-20 telah dikenal paling tidak tiga macam keroncong, yang dapat dikenali dari pola progresi akordnya. Bagi pemusik yang sudah memahami alurnya, mengiringi lagu-lagu keroncong sebenarnya tidaklah susah, sebab cukup menyesuaikan patern yang berlaku. Jika kemudian akan dikembangkan, maka hendaklah tetap menjaga konsistensi patern tersebut.

Keroncong asli

Keroncong asli memiliki bentuk lagu A - B - C. Kebanyakan dibawakan sebanyak dua kuplet utuh (dari atas). Alur chordnya seperti tersusun di bawah ini:

    * | I , , , | I , , , | v , , , | V , , , | II , , , | II , , , | V , , , | V , , , | V , , , | V , , , |
    * | IV , , ,| IV , , ,|IV , , , | V , , , | I , , , | I , , , | V , , , | V , , , | I , , , | IV , V , |
    * | I , , , | IV , V , | I , , ,| I , , , | V , , , | V , , , | I , , ,|

Keroncong asli terkadang juga di awali oleh prospel terlebih dahulu.Prospel adalah seperti intro yang mengarah ke nada/chord awal lagu, yang dilakukan oleh alat musik melodi seperti seruling/flute, biola, atau gitar.

Langgam

Bentuk lagu langgam ada dua versi. Yang pertama A - A - B - A dengan pengulangan dari bagian A kedua. Beda sedikit pada versi kedua, yakni pengulangannya langsung pada bagian B. Meski sudah memiliki bentuk baku, namun pada perkembangannya irama ini lebih bebas diekspresikan. Penyanyi serba bisa Hetty Koes Endang misalnya, dia sering merekam lagu-lagu non keroncong dan langgam menggunakan irama yang sama, dan kebanyakan tetap dinamakan langgam. Alur chord-nya sebagai berikut:

    * | I , , , | IV , V , | I , , , | I , , , | V , , , | I , , , | I , , , |
    * | I , , , | IV , V , | I , , , | I , , , | V , , , | I , , , | I , , , |
    * |IV , , , | IV , V , | I , , , | I , , , | II , , , | II , , , | V , , ,| V , , ,|
    * | I , , , | IV , V , | I , , , | I , , , | V , , , | I , , , | I , , , |

Bentuk adaptasi keroncong terhadap tradisi musik gamelan dikenal sebagai langgam Jawa, yang berbeda dari langgam yang dimaksud di sini. Langgam Jawa memiliki ciri khusus pada penambahan instrumen antara lain siter, kendang (bisa diwakili dengan modifikasi permainan cello ala kendang), saron, dan adanya bawa atau suluk berupa introduksi vokal tanpa instrumen untuk membuka sebelum irama dimulai secara utuh.

Stambul

Stambul merupakan jenis keroncong yang namanya diambil dari bentuk sandiwara yang dikenal pada akhir abad ke-19 hingga paruh awal abad ke-20 di Indonesia dengan nama Komedi stambul. Nama "stambul" diambil dari Istambul di Turki.

Stambul memiliki dua tipe progresi akord yang masing-masing disebut sebagai Stambul I dan Stambul II. Stambul diawali oleh penyanyi itu sendiri, atau intro lagu bukan dari alat musik melainkan dari penyanyi tanpa iringan instrumen terlebih dahulu. Contoh: Stb. Jauh Di Mata, Stb.II Dewa-dewi

Alat-Alat Musik Keroncong

Alat musik yang dipakai dalam orkes keroncong mencakup:
    * Cukulele, gitar akustik kecil berdawai 3 (nylon), urutan nadanya adalah G, B dan E
    * Cak, gitar akustik kecil berdawai 4 (baja), urutan nadanya A, D, Fis, dan B.
Jadi ketika alat musik lainnya memainkan tangga nada C, cak bermain pada tangga nada F (dikenal dengan sebutan In F)
    * Gitar akustik
    * Biola
    * Seruling
    * Flute
    * Double Bass
    * Cello
    * Cuk
    * Bass
    * Akordion
Penjaga ritme dipegang oleh cukulele dan bas. Gitar dan bas mengatur peralihan chord. Biola berfungsi menuntun melodi. Flute merupakan hiasan (ornamen) yang melayang-layang mengisi ruang melodi yang kosong




Kompilasi Lagu Keroncong


Kompilasi Keroncong pilihan Vol 1
Track:
   1. Di bawah Sinar bulan purnama
   2. Tersenyumlah
   3. Gunung gandul
   4. Tittonadi
   5. Senandung bidari
   6. Indonesiaku
   7. Bumi emas tanah airku
   8. Telomoyo
   9. Kemakmuran Indonesia
  10. Sapu tangan
  11. Indahnya Gajah Mungkur

Kompilasi Keroncong pilihan Vol 2
Track:
 1. Lgm. Bengawan Solo (Wiwiek Sriyono)
2. Kr. Moresko (Bram Aceh)
3. Kr. Prasasti Pemuda (Keksi Mulyani)
4. Kr. Si Piatu (Gesang)
5. Kr. Jangan Duka (Narsih Kus)
6. Kr. Tanah Airku (Bram Aceh)
7. Lgm. Pulau Jawa (Keksi Mulyani)
8. Lgm. Dunia Berdamai (Gesang)
9. Kr. Indonesia Membangun (Wiwiek Sriyono)
10. Lgm. Selabintana (Bram Aceh)
11. Lgm. Tepotulodo (Narsih Kus)

Kompilasi Keroncong pilihan Vol 3

Track:
   1. Kr. Sapulidi (M. Rivany)
   2. Kr. Mawar Sekuntum (Tuti Tri Sedya)
   3. Kr. Dewi Murni (Toto Salmon)
   4. Lgm. Rayuan Pulau Kelapa (Waldjinah)
   5. Sabda Alam (Wiwiek Sumbogo)
   6. Rindu Lukisan (M. Rivany)
   7. Jangan Ditanya Kemana Aku Pergi (Tuti Tri Sedya)
   8. Lgm. Pulau Bali (Waldjinah)
   9. Kr. Melati Pesanku (Wiwiek Sumbogo)
  10. Kr. Tangis Sukamto (Toto Salmon

Kompilasi Keroncong pilihan Vol 4

Track:
   1. Lgm. Telaga Sarangan 1950 – Wiwik Sumbogo
   2. Kr. Idaman Seniman 1960 – Toto Salmon
   3. Kr. Romansa 1950 – Waldjinah
   4. Lgm. Sampul Surat 1944 – Wiwik Sumbogo
   5. Kr. Bayangan Kasih 1950 – Toto Salmon
   6. Kr. Sekuntum Bunga Di Puncak Giri 1960 – Waldjinah
   7. Lgm. Sedetik Kesedihan 1980 – Tuti Tri Sedya
   8. Lgm. Solo Di Waktu Malam 1950 – M. Rivani
   9. Lgm. Bengawan Solo 1940 – Toto Salmon
  10. Aryati
  11. Patriot Indonesia

Kompilasi Keroncong pilihan Vol 5

Track:
   1. Khairizal Khaidir – Lgm Mengapa Kau Menangis, 1910
   2. Mamiek Marsudi – Lgm Saputangan, 1941
   3. Rita S – Kr Moresko, 1910
   4. M Rivany – Lgm Kapuk Randu, 1938
   5. Mamiek Marsudi – Lgm Sampul Surat, 1944
   6. Mira Tania – Lgm Sepasang Mata Bola, 1946
   7. Khairizal Khaidir – Kr Rindu Malam, 1950
   8. Rita S – Lgm Jembatan Merah, 1943
   9. M Rivany – Kr Bandar Jakarta, 1950
  10. Khairizal Khaidir – Lgm Kota Solo, 1946

Kompilasi Keroncong pilihan Vol 6

Track:
   1. Tuti Tri Sedya – Lgm Rangkaian Melati, 1940
   2. Rita S – Kr Telomoyo, 1910
   3. M Rivany – Lgm Selendang Sutra, 1946
   4. Mamiek Marsudi – Kr Hasrat Menyala, 1938
   5. Tuti Tri Sedya – Lgm Sangkuriang, 1950
   6. Khairizal Khaidir – Lgm Pahlawan Merdeka, 1945
   7. Rita S – Lgm Satria Sejati, 1938
   8. Khairizal Khaidir – Kr Dewi Murni, 1942
   9. M Rivany – Kr Petir, 1942
  10. Tuti Tri Sedya – Lgm Bunga Anggrek, 1910
  11. Mamiek Marsudi – Kr Gadis Mataram, 1950

Kompilasi Keroncong pilihan Vol 7

Track:
   1. Sri Dian Pertiwi – Bandar Jakarta
   2. Toto Salmon – Lgm Selendang Sutera
   3. Ismanto – Kr Sedap Malam
   4. Sri Widadi – Kr Idaman Hati
   5. Gesang – Luntur
   6. Subardja HS – Kr Air Mata Ibu
   7. Waldjinah – Kr Meratap Hati
   8. Ismanto – Kr Bhakti
   9. Waldjinah – Kr Harapan Jumpa
  10. Al Rizal – Kr Seruanku
  11. Sri Dian Pertiwi – Kr Senandung Bidari

Kompilasi Keroncong pilihan Vol 8

Track:
   1. Lgm Jembatan Merah
   2. Lgm Jakarta Indah
   3. Juwita Malam
   4. STB Jauh di Mata dekat di Hati
   5. Kr Sapu Lidi
   6. Kr Senja Semarang
   7. Lgm Terkenang-Kenang
   8. Kr Gadis Mataram
   9. Kr Setia Janjiku
  10. STB Terkenang

Kompilasi Keroncong pilihan Vol 9

Track:
   1. Lgm. Di Bawah Sinar Bulan Purnama (Sundari Soekotjo)
   2. Kr. Hanya Engkau (Bram Aceh)
   3. Lgm. Putri Solo (Wiwiek Sumbogo)
   4. Kr. Telomoyo (Toto Salmon)
   5. Lgm. Asmara (Waldjinah)
   6. Lgm. Telaga Dewa (M. Rivany)
   7. Kr. Sejak Kita Berpisah (Sri Widadi)
   8. Lgm. Telaga Biru (Bram Aceh)
   9. Lgm. Bengawan Solo (Tuti Maryati)
  10. Kr. Jauh Dimata Dekat Dihati (Ismanto)

Kompilasi Keroncong Pilihan Vol.10

Track:
   1. Lgm. Mawar Biru (Tuti Maryati)
   2. Lgm. Rayuan Pulau Kelapa (M. Rivany)
   3. Kr. Rindu Malam (Waldjinah)
   4. Kr. Tangis Sukamto (Toto Salmon)
   5. Kr. Suci (Sri Widadi)
   6. Kr. Pemuda Dewasa (Tuti Maryati)
   7. Lgm. Keong Emas (Tuti Maryati)
   8. Lgm. Schoon Ver Van You (Bram Aceh)
   9. Lgm. Setangkai Bunga Mawar (Sri Widadi)
  10. Kr. Mis Ribut (M. Rivany)













DOWNLOAD:

Keroncong Pilihan Vol.3
Keroncong Pilihan Vol.4

September 30, 2010

Benyamin S



Kubertanya pada-Mu oh Tuhanku
Bersimpuh datang aku
Mohon ampun umat-Mu
Gambaran dan kenyataan
Menyimpang dan menyalahi
Kuatkanlah imanku
Ajar aku di jalan-Mu




Demikian larik lagu 'Ampunan' yang ditulis Harry Sabar dan Erwin Soejoso dan dinyanyikan Benyamin S bersama kelompok Al Haj pada album Biang Kerok (1992). Benyamin yang kerap di panggil Bang Ben atau Babe, menyanyikan lagu tersebut dengan serius, sama sekali tidak menyisakan kesan jenaka seperti kebanyakan lagu-lagunya selama ini. Pun demikian dengan tata musiknya yang digarap sederet pemusik Pegangsaaan seperti Harry Sabar, Keenan Nasution, Oding Nasution, dan Editya, lebih mencuatkan atmosfer rock progresif seperti Genesis. Larik lagu ini seolah permohonan terakhir Bang Ben sebelum akhirnya menutup mata pada 5 September 1995.

Kepergian Benyamin Sueb yang lahir 5 Maret 1939 memang sangat menyesakkan dada siapa saja yang mengenal sosoknya. Lelaki yang dilahirkan di bilangan Kemayoran, Jakarta, yang merupakan komunitas masyarakat Betawi, tak pelak adalah sosok penghibur sejati. Jatidiri kesenimanannya komplet. Benyamin terampil menulis lagu, piawai berdendang hingga kemampuan dalam seni peran.
Dalam kurun waktu empat dasawarsa, Benyamin S, memang telah menghibur khalayak dari lagu-lagu yang ditulisnya dan dinyanyikannya, juga dari penampilannya yang segar di layar lebar hingga ke layar kaca. Benyamin adalah ikon khalayak yang tak terbantahkan.

Dalam konstelasi musik, Benyamin Sueb adalah sosok yang cerdas yang bisa menjadikan musik sebagai medium yang tak sekadar hiburan semata, tapi juga sebagai medium refleksi, kritisi, maupun kontemplasi. Jika menyimak karya-karya Benyamin niscaya kita akan melihat sebuah potret kehidupan dari sebuah komunal yang beragam. Karya Benyamin sejujurnya merupakan potret kaum marginal yang tertatih-tatih meniti riak gelombang hidup yang terkadang tak mengenal kompromi. Simaklah lagu-lagu serial Tukang yang dijejalkan Benyamin ke kuping kita semisal 'Tukang Solder', 'Tukang Becak', 'Tukang Kridit', 'Tukang Sayur', 'Tukang Obat', 'Tukang Tuak', 'Tukang Sado', 'Tukang Jala', 'Tukang Duren' , 'Tukang Minyak', dan entah apa lagi.
Benyamin pun peka terhadap fenomena sosial semisal pada lagu 'Kompor Meleduk' yang rasanya masih memiliki relevansi hingga sekarang, yaitu problematika banjir yang mengakrabi penduduk Jakarta mulai dari era Bang Ali hingga Bang Yos :

Ane jadi gemeteran
wara wiri keseribet
Rumah ane kebanjiran
Ggara gara got mampet
.


Benyamin memang tidak menampilkan bentuk kritik secara lugas dan menohok. Malah disusupi celutukan sarat canda khas Betawi yang nyablak. Dia tak pernah melontarkan gemerutuk caci-maki dan sangat jauh dari narasi arogansi. Benyamin memosisikan diri sebagai wong cilik yang menghadapi keseharian dengan polos, lugu, dan tulus. Dia pun seolah mewakili zamannya, semisal ketika Jakarta dikritik sebagai kota yang menyuburkan kehidupan maksiat dan judi. Lalu muncul lagu-lagu seperti 'Steambath', 'Jackpot', maupun 'Bilyar'.

Dalam lirik bernada kritik sekalipun, Benyamin memang seolah ngedumel tanpa beban. Dia selalu tangkas menyajikan lirik lagu bernada celutukan. Simaklah lagu 'Pungli' (1977)

Ade yang di kolong meja
Ade yang ditengah jalan
Ade yang memang sengaja di taruh dalam lipatan
.


Lagu 'Pungli' ini bahkan memperoleh penghargaan dari Pangkopkamtib Soedomo, karena dianggap membantu program Operasi Tertib saat itu.

Nuansa Betawi
 
Pijakan pertama Benyamin dalam dunia musik bermula ketika tergabung dalam band Melody Boys yang di era 50-an memainkan repertoar musik calypso, rhumba, dan cha-cha, bahkan sesekali menyusupkan keroncong walau pun diimbuh beat bernuansa Barat. Pendukung band ini yaitu Rachman A (gitar), Rahmat Kartolo (vokal), Yoyok Jauhari (vokal), Imam Kartolo (saxophone), Pepen Effendi (vokal), Saidi (bongo), Zainin Slamet (perkusi,suara latar), Suparlan (gitar), Timbul Heri Sukarjo (bas), dan Benyamin S (bongo,suara latar). Benyamin bahkan pernah bermain jazz dengan biang jazz seperti Jack Lemmers yang kemudian berganti nama menjadi Jack Lesmana dan Amir Saragih atau akrab dengan panggilan Bill Saragih di Hotel Des Indes Jakarta.


Ketika Bung Karno meniupkan semangat anti-Barat pada tahun 1963, Melody Boys pun lalu mengganti nama menjadi Melodi Ria. Sejak saat itu muncul pelarangan menyanyikan lagu-lagu Barat.
Tidak kondusifnya suasana seperti ini, justeru membuat Benyamin terpacu di wilayah kreativitas. Benyamin lalu memilih idiom musik Betawi, yaitu gambang kromong dalam ekspresi bermusiknya. Sebetulnya, ia hanya menyerap anasir gambang kromong yang kemudian dibaurkan dengan instrumentasi Barat. Dalam beberapa hal, Benyamin justru mengabaikan beberapa pakem dalam gambang kromong. Ini merupakan gagasan cerdas, karena ia yakin musik yang dipilihnya bukan lagi untuk konsumsi lokal dalam hal ini budaya Betawi, tetapi untuk masyarakat seluruh Indonesia.

Sosok Benyamin pun tak hanya dikenal penyanyi dan aktor saja, melainkan sebagai komposer yang mumpuni. Bing Slamet, seniman serba bisa yang dianggap Benyamin sebagai guru, adalah orang pertama yang mengintip bakat Bang Ben sebagai komposer. Bing Slamet pula yang menyanyikan lagu karya Benyamin 'Nonton Bioskop' pada akhir era 60-an. Beberapa album solo Bing Slamet selalu berisi lagu-lagu karya Benyamin S seperti Hujan Gerimis atau Endeng-Endengan. Baik Bing dan Ben bahkan pernah berkolaborasi menulis lagu, misalnya lagu 'Ada-Ada Saja' yang terdapat dalam album Bing Slamet dan Eka Sapta.

Eksperimen musik Benyamin bahkan merengkuh lebih jauh. Seniman ini mulai menyerap banyak anasir musik yang tengah menjadi tren. Pada akhir 60-an hingga awal 70-an, ia terasa banyak mengambil idiom blues seperti dari repertoar pemusik blues Inggiris, John Mayall & The Bluesbreakers, hingga racikan soul ala James Brown. Secara kebetulan, baik blues maupun soul memang memberikan ruang yang leluasa untuk ekspresi yang spontan dan hal ini ternyata seolah berjodoh dengan budaya Betawi yang nyablak itu.

70 album
 
Musik yang ditorehkan Benyamin terasa beragam. Dia tak hanya berkutat pada ragam pop maupun gambang kromong semata. Tapi, dengan semangat eklektik, Bang Ben pun mulai menyusupkan perangi musik lain seperti rock, blues, soul, funk, kroncong, seriosa hingga dangdut. Meskipun tampil bak bunglon, jatidiri Benyamin tetap kuat mencengkeram. Sederet grup musik telah mengiringi Benyamin dalam album-albumnya, seperti gambang kromong Naga Mustika. Pantja Nada, Elektrika, Beib Blues, hingga Al Haj.


Benyamin yang semasa hidupnya telah menetaskan sekitar 70 album rekaman pun telah melakukan duet dengan banyak artis mulai dari Rossy, Rita Zahara, Lilies Suryani, Ida Royani,Inneke Kusumawati, Herlina Effendi, Bing Slamet, Eddy Sud, Euis Darliah, Maryantje Mantauw, dan banyak lagi. 

Siapa pun tak akan memungkiri bahwa Benyamin Sueb si Biang Kerok adalah penghibur sejati. Benyamin memang gak ade duanye, persis seperti lagu yang ditulisnya 'Si Jampang':

Pasang kuping biar terang
Nih kenalin si Jampang
Jago nomor satu


DISKOGRAFI
 
1.Kancil Kesasar/Kue Onde (Mesra Records)
2.Si Jampang (Melodi Record)
3.Oom Senang (Mesra Record)
4.Brang Breng Brong (Diamond Record)
5.Jangkrik Genggong (Mutiara Record)
6.Apollo (Indah Records)
7.Tukang Tuak (Undah Records)
8.Nonton Pecoen (Remaco)
9.Keluarga Gila (Remaco)
10.Tukang Sado (Remaco)
11.Tukang Becak (Remaco)
12.Terus Turun (Remaco)
13.Steambath (Remaco)
14.Dul-Dul Tjak (Mutiara Records)
15.Patjaran (Indah Records)
16.Ngupi (Remaco)
17.Nyari Kutu (Indah Records)
18.Tukang Loak (Indah Records)
19.Ngibing (J&B)
20.Maredel (Remaco)
21.Mak Minta Makan Mak (Remaco)
22.Anak Sekarang (Remaco)
23.Blues Kejepit Pintu (Remaco)
24.Bul Bul Efendi (Irama Tara)
25.Kicir-Kicir (Remaco)
26.Asal Nguap (Indah Records)
27.Makan (Remaco)
29.Main Congklak (Irama Tara)
30.Ketemu Bayi Tabung (Irama Tara)
31.Soraya (Fila Records)
32.Telepon Cinta (Insan Record/RCA)
33.Martabak (Insan Record)
34.Ngibing Betawi (Varia Nada Utama)
35.Cintaku Berat di Ongkos (Virgo Ramayana Records)
36.Assoy (Ben's Records)
37.Duit (Mutiara Records)
38.Bayi Tabung (Insan Records)
39.Mat Codet (Irama Asia)
40.Tua-Tua Komersiel (Gesit Records)
41.Saya Bilang (Abadi Records)
42.Telepon Umum (Purnama Records)
43.Belajar Membaca (Irama Asia)
44.Nostalgila (Asia Records)
45.Sang Kodok (BBB)
46.Biang Kerok Bersama Al Haj (Virgo Ramayana/Ben's Records)


DUET
 
1.Indehoy bersama Rossy (Mesra Records)
2.Tukang Solder bersama Rossy (Diamond Records)
3.Es Tape bersama Rossy (Indah Records)
4.Tukang Loak bersama Lilis Suryani (Remaco)
5.Ngelamar bersama Rita Zahara (Indah Records)
6.Tukang Duren bersama Rita Zahara (Indah Records)
7.Tukang Kridit bersama Ida Royani (Indah Records)
8.Siapa Punya bersama Ida Royani (Indah Records)
9.Begini Begitu bersama Ida Royani (Indah Records)
10.Tukang Delman bersama Ida Royani (Indah Records)
11.Si Mirah Jande Marunde bersama Ida Royani (Indah Records)
12.Yang Paling Enak bersama Ida Royani (Dian Records)
13.Dunia Terbalik bersama Ida Royani (Dian Records)
14.Anak Bapak bersama Ida Royani (Remaco)
15.Di Sini Aje bersama Ida Royani (Remaco)
16.Item Manis bersama Ida Royani (Remaco)
17.Tukang Tape bersama Ida Royani (Irama Mas)
18.Perkutut bersama Ida Royani (Remaco)
19.Lampu Merah bersama Ida Royani (Remaco)
20.Lampu Merah II bersama Ida Royani (Remaco)
21.Cinta tak Terbatas bersama Ida Royani (Remaco)
22.Aturan Asyik bersama Ida Royani (Remaco)
23.Ketemu Lagi bersama Ida Royani (Remaco)
24.Jampang and His Wife bersama Inneke Kusumawati (Remaco)
25.Janda Kembang bersama Inneke Kusumawati (Remaco)
26.Semut Jepang bersama Inneke Kusumawati (Remaco)
27.Monyet Nangkring bersama Inneke Kusumawati (Remaco)
28.Dokter bersama Inneke Kusumawati (Mutiara)
29.Mancing Lindung bersama Herlina Effendy (Remaco)
30.Cong-Cong Balicong bersama Herlina Effendy (Remaco)
31.Muhammad Ali bersama Herlina Effendy (Remaco)
32.Sumur Pompa bersama Herlina Effendy (Remaco)
33.Raport Merah bersama Herlina Effendy (Remaco)
35.Apanya Dong bersama Euis Darliah (DD Records)
36.Apanya Dong II bersama Euis Darliah (DD Records)
37.Dicoba Dong bersama Euis Darliah (DD Records)
38.Tukang Sate bersama Beno Benyamin (Remaco) 


LAWAK
 
1.Warung Jakarte (ABC Records)
2.Bergurau dan Bernyanyi Bersama Eddy Sud (Purnama Records)
3.Paling Enak Bersama Eddy Sud (Purnama Records)
4.Sepakbola Bersama Eddy Sud (Purnama Records)
5.Gepeng Menantu Benyamin bersama Srimulat (Pratama Records)


SOUNDTRACK
 
1.Akhir Sebuah Impian (Musica Studios)
2.Koboi Ngungsi (Remaco)


KOMPILASI
 
1.Parade 68 (Mesra Records)
2.Tak Mau Dimadu (Remaco)
3.Dunia Masih Lebar (Remaco)
4.Ke Pantai Florida (Mutiara)
5.Kompal Kampil (Remaco)
6.Pijitin (Remaco)
7.Artis JK Records (JK Records)
8.In Memoriam Benyamin S (Musica Studio)
9.Juki (Musica Studios)



Sumber: 
* Denny Sakrie/KPMI
* Republika ~ Senin, 23 April 2007

September 20, 2010

Sylvia Saartje

Jauh sebelum booming istilah lady rockers di dasawarsa 80-an yang melekat pada sosok, seperti Nicky Astria, Nike Ardilla, Mel Shandy, Ita Purnamasari, Yosie Lucky, Ayu Laksmi, Atiek CB, Lady Avisha, Cut Irna, dan masih sederet panjang lainnya.
Nicky Astria dan kawan-kawan patut berterima kasih kepada Sylvia Saartje yang bisa dianggap sebagai pembuka jalan bagi mencuatnya penyanyi rock wanita.. Sylvia Saartje, wanita berdarah Maluku - Belanda yang dilahirkan 15 September 1957 di Arnhem, Belanda.
bagi penggemar musik rock era 70-an, Sylvia Saartje yang kerap dipanggil dengan nama kesayangan Jippie ini adalah daya tarik sebuah pentas pertunjukan rock yang saat itu didominasi oleh para pemusik lelaki. Bisa dibilang, Sylvia Saartje berlenggang sendirian dalam kancah musik rock Indonesia.

ketika majalah anak muda terbitan Bandung, Aktuil menggelar pertunjukan beraroma keras bertajuk Vacancy Rock pada 1972, Sylvia tercatat sebagai satu-satunya artis wanita yang berjingkrak-jingkrak meneriakkan lagu-lagu rock. Saat itu, ia dianggap pas melantunkan repertoar milik grup legendaris Led Zeppelin. Rasanya hanya Sylvia jualah yang pas menghayati nuansa blues milik almarhumah Janis Joplin.
Bahkan, di tahun 1974 dalam sebuah pertunjukan musik rock di kampus Universitas Padjadjaran Bandung, Sylvia mendapat sambutan luar biasa ketika menyanyikan lagu Pink Floyd dari album Dark Side of The Moon bertajuk 'The Great Gig in The Sky'. Penampilan vokalnya nyaris sempurna.Seperti kita ketahui, Komposisi milik Pink Floyd ini tergolong tidak mudah untuk dinyanyikan kalau tidak punya kualitas Vokal yang prima. Saat itu secara tidak langsung penonton langsung membandingkan vokal Sylvia dengan Claire Tory, artis wanita yang menjadi penyanyi tamu dalam album Pink Floyd.

Bakat menyanyi mulai terlihat sejak kecil tatkala Sylvia Saartje aktif tergabung dalam paduan suara gereja. Dalam usia 10 tahun, dia pun telah memberanikan diri mengikuti ajang Bintang Kecil di RRI Malang, Jawa Timur. Sylvia memang memilih musik sebagai pilihan hidup. Ketika berusia 11 tahun, dia mulai diajak bergabung sebagai vokalis band Tornado. ''Saya bergabung dengan Tornado dari tahun 1968 hingga 1970,'' ungkapnya. Di tahun 1970, ia mulai mengukir prestasi dengan masuk sebagai 10 besar finalis Lomba Bintang Radio se-Provinsi Jawa Timur.
Walaupun berkutat dengan musik pop, namun, nurani Sylvia bergelegak dalam pusaran dinamika musik rock. Memasuki dasawarsa 70-an, seniman ini mulai terlihat fokus menyanyikan repertoar rock dengan diiringi sederet grup musik yang berada di Jawa Timur, mulai dari The Gembell's, Bentoel, Avia's, Elfira, Bad Session, Oepet, Arfack Band, dan banyak lagi.

Di samping memilih jalur musik rock, Sylvia Saartje pun mengembangkan bakat seni peran yang dimilikinya. Pada tahun 1972, sutradara Ostian Mogalano mengajak Sylvia ikut bermain dalam film laga bertajuk Tangan Besi.
Pada dasawarsa 80-an, Sylvia banyak terlibat dalam beberapa film layar lebar, di antaranya mendapat peran utama dalam film Gerhana (1985)

Di tahun 1976, wartawan Mashery Mansyur berniat membentuk band rock wanita. Lalu menyatulah nama-nama, seperti Sylvia Saartje (vokal), Reza Anggoman (keyboards), Rini Asmara (drums), Senny (bass), Lis April (gitar), dan Lenny (gitar) dalam sebuah band dengan nama The Orchid. Sayangnya, usia grup ini tidak panjang. Setelah dikontrak bermain di beberapa tempat, The Orchid pun dinyatakan bubar. ''Walau gagal dalam membentuk band, tapi semangat bermusik saya tak pernah pudar,'' ujar Sylvia Saartje.

Setahun kemudian, Ian Antono, gitaris God Bless, menawarkan solo karier bagi Sylvia pada perusahaan rekaman Irama Tara. ''Saya merasa senang luar biasa. Apalagi yang mengajak saya adalah Ian Antono, pemusik rock ngetop yang seasal dengan saya, yaitu Malang. Tuturnya "Saat itu, Ian Antono baru saja sukses menggarap album Duo Kribo di perusahaan Irama Tara. Ternyata album bertajuk Biarawati berhasil sukses di pasaran. Lagu ini sering diputar di berbagai radio swasta di penjuru Nusantara".
kerja sama dengan Ian Antono hanya berlangsung di album perdana saja. album-album solo Sylvia Saartje lainnya didukung banyak pemusik berkualitas, semisal Jopie Item, Christ Kaihatu, Farid Hardja, Country Jack, Debby Nasution, dan Totok Tewel. Sejak tahun 1997, praktis Sylvia Saartje memang belum pernah merilis album baru lagi. ''Tapi, saya terus menulis lagu.''
Musik memang telah menyatu dalam pembuluh nadinya.


DISKOGRAFI


1. Biarawati - Irama Tara 1978
2. Kuil Tua - Irama Tara 1979
3. Puas - Irama Tara 1981
4. Mentari Kelabu - Irama Tara 1982
5. Ooh! (Irama Tara 1983)
6. Jakarta Blue Jeansku (Irama Tara 1984)
7. Gerhana (Insan Record 1986)
8. Take Me with You (Logiss Record 1994)
9. Berdayung Sampan (SKI 1995)
10. Skali Lagi! (SKI 1996)

FILMOGRAFI
1. Tangan Besi (PT Garuda Film,1972) aktris
2. Barang Antik (PT Kalimantan Film 1983) aktris
3. Gerhana (PT Inem Film 1985) aktris/Music Score
4. Kodrat (PT Multi Permai Film 1986) aktris

Saya teringat saat SMP sering mendengarkan Lagu Jakarta Blue Jeansku, yang sering diputar oleh om saya yang kuliah di malang.
"Jakarta Blue Jean ku" merupakan salah satu album dari kesepuluh album milik Sylvia Saartje. Berisi 11 lagu berirama pop rock dengan beberapa yang di variasikan dengan musik disko yang kala itu digemari muda-mudi Jakarta.

Tembang yang menjadi label album ini, "Jakarta Blue Jeans ku" karya Almarhum Farid Hardja sukses dibawakan Sylvia Saartje. Dengan irama Slow dan suara khas Sylvia Saartje yang melengking tinggi membuat lagu ini jadi hit di radio-radio juga.
Tidak kalah kerennya tembang kedua,"Damailah Kau Disana" karya Aribowo. Garapan musiknya sederhana, dengan paduan Gitar dan keyboards namun, kepiawaian Sylvia menyanyikan menjadikan nilai lagu ini lebih berbobot.

Yang tidak disangka adalah tembang MR Radio yang lebih didominasi irama disko. Maklum saja, lagu ciptaan Emier Hassany, dinilai bisa lebih dijual karena fenomena aliran musik jojing ini sedang digandrungi anak muda di Ibukota. Dengan intro suara radio, dan disusul dengan teriakan Sylvia menjadi nilai kreatif untuk lagu ini.

Memang benar jika ada yang bilang, musik rock era 70-an banyak dipengaruhi musiknya super band Led Zeppelin dan Deep Purple, ini juga yang terdengar pada tembang "Kembalilah" karya Farid Harja , juga pada lagu "Hujan" hasil karya Hassany.

Satu lagu karya Eddy CJ,bertitel "Gairahkan" mengusung irama Jazz. Oleh sang penciptanya, tembang ini diawali dengan nuansa Pop.

Jika anda ingin menikmati alunan Janis Joplin-nya Indonesia, pada lagu "Seandainya" dibawakan dengan sukses oleh Sylvia Saartje. Hentakan pada intro lagu diikuti dengan petikan gitar berintonasi lambat menjadikan lagu ini nge-blues.

Album dibawah label PT Irama Tara Jakarta ini layak menjadi koleksi para penggemar musik Indonesia,
Artist : Sylvia Saartje
Judul Album : Jakarta Blue Jeans ku
Label :Irama Tara 



 * Sumber: Kalbukita

September 05, 2010

SHARK MOVE

Ketertarikan label luar negeri, Shadoks Music (Jerman)-- yang mengkhususkan diri menerbitkan kembali album rekaman langka era tahun 1960-1970-an dari berbagai grup atau musisi penjuru dunia -- terhadap album semata wayang Shark Move, bukan tanpa alasan. Setelah mereka menerima dua buah sample lagu Shark Move, yaitu Evil War dan My Life, perusahaan rekaman itu akhirnya merilis ulang piringan hitam dan CD, karena dianggap sound musik grup itu luar biasa dan unik.

 Tidak adanya master album tersebut tidak menghalangi upaya rilis ulang, karena sumbernya bisa diambil dari piringan hitam. Setelah terjadi kesepakatan, album Ghede Chokra's dirilis dalam bentuk edisi khusus format piringan hitam dalam kemasan mewah pada Februari 2007 serta format CD pada November 2007. Judul album Ghede Chokra's atau padanan dalam bahasa Inggris Great Session, diambil dari bahasa India yang disematkan oleh Bhagu Ramchand. Judul itu sebagai gambaran suasana yang dirasakan para personel dalam grup Shark Move.

 Pasca dirilis ulang album Shark Move, berbagai resensi baik di dalam maupun luar negeri umumnya memuji kedahsyatan musik Shark Move. Kelompok ini mahir mengemas musik rock dengan berbagai turunannya, baik progresif maupun unsur tradisional. Bahkan, salah satu majalah musik yang cukup bergengsi, Rolling Stone Indonesia, tak urung menempatkan album Ghede Chokra's di antara 150 album Terbaik Indonesia dalam kurun waktu 50 tahun terakhir.

 Jika kita membicarakan Shark Move bisa jadi grup itu adalah grup yang memulai pola pembuatan album dengan cara-cara indie (independen) di kancah musik Indonesia. Dalam sebuah kesempatan, Benny Soebardja, sang frontman mengatakan: ''Shark Move dimodali oleh Bhagu Ramchand''. Bhagu Ramchand yang wafat pada 2001 adalah juragan tekstil di Pasar Baru Bandung.

Bhagu Ramchand juga cukup berperan dalam memberikan ide serta turut menyumbangkan suara dalam lagu Evil War. Dalam menentukan arah dan corak musik, Shark Move, tidak dipengaruhi siapa pun, karena mereka memproduserinya sendiri dengan label yang dibuat pula oleh mereka bernama Shark Move Records. Demikian halnya dengan distribusi, merekalah yang melakukannya.

Shark Move, dibentuk awal 1973 oleh Benny Soebardja setelah keluar dari The Peels, sebuah grup yang pada awalnya membawakan lagu-lagu pop, namun kemudian menjelajahi pula warna musik rock progresif yang cenderung psychedelic. Konsep rock progresif itulah yang kemudian dimatangkan di grup Shark Move.

Saat Shark Move dibentuk, Benny Soebardja yang mahir berolah vokal dan memainkan gitar, masih kuliah di Fakultas Pertanian Universitas Padjajaran Bandung. Bersama rekannya mantan The Peels, yaitu Soman Loebis, mahasiswa Institut Teknologi Bandung yang piawai memetik tuts keyboard, piano, dan perkusi, Shark Move pun dibentuk dengan tambahan personel Janto Diablo sebagai pemain bass/flute dan Sammy Zakaria sebagai pemain drum, plus Bhagu Ramchand.

 Album perdana


Album perdana sekaligus satu-satunya diberi judul Ghede Chokra's. Prose rekamannya berlangsung di Musica Studio. Mengusung musik rock sebagai ciri khas dengan adonan musik progresif pada beberapa lagu, membuat album ini tak lekang dimakan zaman. Yang cukup menarik dari album ini adalah tembang My Life yang kuat dengan warna rock progresif, memiliki durasi 9.14 menit. Lagu ini menjadi lagu rock Indonesia terpanjang di era tahun 1970-an, satu hal yang bertolak belakang dengan lagu Indonesia kebanyakan di era itu, yang umumnya memiliki durasi 3-5 menit.

Hal lain yang cukup unik dari album ini adalah keberanian mereka membuat sampul depan yang penuh dengan perhitungan artistik berupa lukisan karya Samantha Choq bergambar para personel Shark Move menunggang hiu bersayap, posisi mereka siap menyerang monster tanpa kepala. Pembuatan cover seperti itu, cukup bertolak belakang jika dibandingkan dengan kebanyakan sampul album di zamannya.

Pada peluncuran perdana album Ghede Chokra's dibuat dalam bentuk piringan hitam dan dalam jumlah terbatas, hanya sekitar 1.000 buah. Pasca peluncuran ini, Shark Move menggelar konser di beberapa kota. Pada 1976, di bawah label BB Record, Benny Soebardja mengeluarkan album Shark Move berjudul My Life.

Sejujurnya, album ini didominasi oleh lagu Benny Soebardja dan Lizard. Walaupun dijadikan head line album, tetapi lagu-lagu Shark Move hanya termuat tiga buah, yaitu My Life, Butterfly, dan Evil War. Sampul album ini berbeda dengan versi piringan hitam, karena bergambar Bhagu Ramchand dan Benny Soebardja yang memainkan gitar.
Alasan dikeluarkan album kaset itu karena versi piringan hitam banyak dibajak. Untuk menjadi sebuah album penuh, dimasukkanlah tembang milik Benny Soebardja dan Lizard (beranggotakan Triawan Moenaf, Harry Soebardja, Alan, dan Hadi Arief) dengan dukungan backing vokal Rini, Kenny, Anna, Lenny, Edna dan GPL Unpad, yang terdiri dari Joki, Oyan, Nelson, Agus dan Atschul.

Kiprah Shark Move di blantika musik tidaklah panjang, tak lebih dari setahun. Ketika karier bermusik masih dibangun, guncangan hebat melanda grup itu, lantaran Soman Loebis diminta bergabung dengan God Bless oleh Ahmad Albar. Sebenarnya, Benny Soebardja mengharapkan Soman Loebis tetap di Shark Move. ''Mencari pemain seperti dia sulit,'' ungkap Benny Soebardja memberikan alasan.

Karena tidak berhasil menemukan pemain keyboard/piano pengganti sekualitas Soman Loebis, akhirnya Shark Move pun bubar di tahun yang sama dengan tahun pendiriannya, yakni pada 1973. Meskipun demikian dalam rentang karier yang tidak lama, Shark Move telah memberikan warisan berharga bagi dunia musik Tanah Air, berupa album mahakarya Ghede Chokra's yang sarat dengan pujian.

Saat ini kiprah mantan personel Shark Move yang hanya menyisakan tiga orang, yaitu Sammy Zakaria dan Janto Diablo tidak terdengar lagi berkutat di dunia musik. Sementara itu, Benny Soebardja di sela-sela kesibukannya sebagai pengusaha yang sukses masih menyempatkan berkiprah di dunia musik. Ia sekali-kali masuk studio rekaman untuk membuat demo lagu maupun menggelar konser untuk tujuan amal dan kemanusiaan, seperti dijadwalkan pada April 2008 di Banjarnegara, Cilacap, Purwokerto, dan Wonosobo. Konser di daerah tersebut mengambil tema kampanye antinarkoba dengan dukungan dari Wakil Bupati Purwokerto, Soehardjo, yang juga fans Benny Soebardja. Khusus pertunjukkan amal dan kemanusiaan, Benny Soebardja telah mengikrarkan diri untuk tidak dibayar.

Personel Shark Move:


Benny Soebardja - vokal/gitar
Soman Loebis - vokal/keyboard/piano/perkusi
Janto Diablo - vokal/bass/flute
Sammy Zakaria - drum, vokal
Bhagu Ramchand - produser eksekutif, vokal

Track list

Shark Move - Ghede Chokra's
*Shark Move Records, 1973
*Shadoks Music, Februari 2007 (versi piringan hitam)
*Shadoks Music, November 2007 (versi CD)

1. My Life (Benny Soebardja)
2. Butterfly (Benny Soebardja)
3. Harga (Janto Diablo)
4. Bingung (Soman Loebis)
5. Evil War (Benny Soebardja)
6. Insan (Benny Soebardja)
7. Madat (Janto Diablo)

 

* Sumber: Harian Republika, 18 Maret 2008
* Oleh ; Niantoro Sutrisno / KPMI

Agustus 30, 2010

ROLLAND BAND

Tidak hanya di Jakarta, grup musik cadas berada. Rolland Band merupakan grup musik rock era tahun 90an yang bermarkas di Yogyakarta. Saat itu group ini beralamat di Jl. Wakhid Hasyim No.119 Yogyakarta. Dari gayanya bisa dibilang grup ini Judas Priestnya Indonesia. Tidak kalah dengan gayanya, lagu-lagunyapun bernuansa ala Judas Priest seperti lagu yang berjudul Teror.

Mungkin banyak orang tidak mengenal grup ini. Padahal saat itu grup ini sangat menjanjikan. Dengan suara lengkingan vokalisnya seperti dalam lagu “Roda Kehidupan” sungguh ngerock banget band ini.

Rolland Band dengan mengusung musik Heavy metal pernah menjadi juara pertama sekaligus berpenampilan terbaik dalam festival heavy Metal yang diselenggrakan oleh sebuah majalah musik ibukota (majalah Vista), Jakarta 1986. Satu-satunya band daerah yang dengan gemilang sanggup berbicara banyak disetiap jelajah panggungnya.

Ketika itu mereka mengungguli Slank (Jakarta) yang hanya berhasil merebut juara harapan III. Kini, Kaka dkk (Slank) kini sudah "merajai" mainstream musik cadas dan makin kokoh di ladang industri musik Indonesia. Ini lah yang membuat Billboard memberi kesempatan untuk album perdana berjudul "Gigolo".



Rolland terdiri dari:

* Petrus S., – Vocalis
* Ivan S., Bento Jepang – Lead Guitar
* Lugudz Nugroho – Bass/Vocal
* Yoyok – Drum

Beberapa lagu seperti "Gigolo", "Teror", dan "Percakapan Satu Kamar", bisa diterima publik karena familier di telinga, bahkan bagi kalangan awam sekalipun. Sayang, karena masalah internal, Rolland Band pun bubar pada pertengahan 1989. Kenyataan pahit itu, memaksa para personelnya harus mencari jalan hidup sendiri-sendiri. salah satunya dengan terbentuknya band Rolander.










Discography:

- Teror (Lugudz N.)
- Gigolo (Lugudz N.)
- Percakapan Satu Kamar (Lugudz N.)
- Matahari (Lugudz N.)
- Senior Rock (Lugudz N.)
- Kelahiran (Lugudz N.)
- Djono (Lugudz N.)
- Budak Bertuah (Ivan S.)
- Rock Never Day (Lugudz N.)
- Rosa Lina (Petrus Stigma)
- Roda Kehidupan
- Prestasi
- Angan Dan Harapan
- Teror II
- Ilusi
- Penghianat
- Mengintari Jagat
- Manusia
- Seperti Pelangi
- Jalan Kebebasan



* sumber: djakarta-news

Agustus 29, 2010

Perjalanan Musik Rock

Musik rock di Indonesia mulai menjejak pada tahun 1970-an. Dan kemunculannya pun tidak bisa dilepaskan dari para pionir mulai dari Giant Step, God Bless, Gang Pegangsaan, Gypsy, Super Kid, Terenchem, AKA, SAS, Bentoel, Rasella, hingga Rawe Rontek.

Tapi sebelum tahun 1970-an, sebenarnya sudah ada sebuah band bernama The Rollies, yakni grup band beraliran jazz rock yang dibentuk di Bandung dan menjadi kebanggaan Kota Kembang pada tahun 1967, bahkan sempat populer hingga awal 1980-an. Para personelnya terdiri dari Bangun Sugito (vokal), Uce F. Tekol (bas), Jimmy Manoppo (drum), Benny Likumahuwa (trombon), Delly Joko Arifin (keyboards/vokal), Bonny Nurdaya (gitar), dan Teungku Zulian Iskandar (saksofon).

The Rollies
Bisa dikatakan sebagai kelompok rock tertua Indonesia dan termasuk grup yang paling sering mengalami bongkar pasang pemain. Dalam perjalanannya, grup yang telah merintis ke dunia rekaman pada tahun 1967 ini sempat menjadi grup papan atas yang disegani penonton Bandung, Jakarta, Medan, dan Malang. Banyak yang menganggap The Rollies sebagai peletak dasar band rock Indonesia yang telah memberikan kontribusi bagi musik Indonesia masa kini.

Giant Step
Nama Giant Step memang tidak sefenomenal dan melegenda seperti halnya The Rollies atau God Bless. Meski demikian, grup era 1970-an asal Kota Bandung ini bisa dikatakan sebagai satu-satunya band rock Indonesia pada masa itu yang paling tidak suka membawakan lagu-lagu orang lain atau grup lain.

Dengan kata lain, Giant Step merupakan band rock yang berani "melawan arus" pada masa itu. Ketika band-band rock pribumi lain gemar membawakan lagu-lagu karya The Beatles, Rolling Stones, Led Zeppelin, Deep Purple, Black Sabbath, atau Grand Funk Railroad, Giant Step justru lebih bangga membawakan lagu-lagu karya mereka sendiri.

Mereka juga termasuk band rock yang lumayan produktif. Setidaknya ada tujuh album yang dihasilkan dalam kurun waktu 1975-1985. Tentu bukan hanya itu, Giant Step pun termasuk dari sedikit band rock pribumi yang berkiblat pada jenis musik progresif yang pada masa itu lebih sering disebut sebagai art rock, seperti yang diusung grup-grup Inggris macam King Crimson, Jethro Tull, Pink Floyd, Gentle Giant, Yes, Genesis, dan ELP (Emerson, Lake, and Palmer). Benny Soebardja dan Albert Warnerin adalah dua orang yang membidani kelahiran Giant Step pada awal 1970-an di Bandung, kota yang sering dijuluki sebagai gudangnya para seniman musik yang kreatif.

God Bless
Setelah The Rollies dan Giant Step, God Bless gantian menyandang predikat sebagai grup band rock papan atas di Indonesia pada masa itu. Bahkan bisa dibilang, God Bless adalah raja panggungnya musik Indonesia. God Bless mendeklarasikan diri sebagai grup band rock pada 5 Mei 1973, dengan formasi awal Achmad Albar (vokal), Fuad Hassan (drum), Ludwig Lemans (gitar), Donny Fattah (bas), dan Jockie Soeryoprayogo (keyboards).

Di antara beberapa band rock yang hadir di masa itu, seperti Giant Step dan The Rollies, God Bless bisa dibilang hampir tak tertandingi. Kendati kerap mengusung repertoar asing milik Deep Purple, ELP hingga Genesis, namun aksi panggung serta skill masing-masing personelnya boleh dibilang di atas rata-rata. Tapi karena terlalu sering menyanyikan lagu asing, gaya musik para personel God Bless sedikit banyak terpengaruh. Hal tersebut tergambar jelas dalam garapan musik album perdana mereka, “Huma di Atas Bukit”, yang cukup banyak terpengaruh sound Genesis.

Selain tidak memiliki gaya bermusik yang solid, keanggotaan God Bless juga bisa dibilang kurang solid. Sebab, dalam perjalanannya grup ini terhitung sangat sering gonta-ganti personel. Dari grup ini, nama Ian Antono mulai menarik perhatian dan menjadi gitaris pertama yang berkibar di jalur rock Indonesia.

Grup-Grup Lain

Sebenarnya cukup banyak grup band rock Indonesia yang eksis di tahun 1970-an. Tapi, lagu-lagu yang dimainkan di era itu kebanyakan bukanlah lagu karya mereka sendiri, melainkan milik band-band luar negeri, misalnya lagu milik Deep Purple, Jefferson Airplane, Black Sabbath, Genesis, Led Zeppelin, Kansas, Rolling Stones hingga ELP. Tradisi yang kontraproduktif itu kemudian melahirkan beberapa band Indonesia yang namanya sempat mengharum di pentas nasional. Sebut saja misalnya El Pamas (Pandaan), Grass Rock (Surabaya), Power Metal (Surabaya), Adi Metal Rock, Kaisar (Solo), Val Halla (Medan) hingga Roxx (Jakarta).

Lalu, sejak awal tahun 1980-an, musik rock agak sedikit “terlupakan” lantaran booming-nya musik thrash metal di kalangan anak-anak muda, bahkan di seluruh dunia. Sejak saat itu, mulailah bermunculan warna-warna baru dalam musik rock dengan sound yang lebih garang, speed menonjol, lengkingan vokal yang tinggi, dan distorsi gitar yang lebih tebal, seiring dengan majunya perangkat efek gitar dan teknologi sound system-nya.

Pada Era 1980-an hingga 1990-an akhirnya muncul mazhab-mazhab musik heavy metal, hard rock, dan speed metal. Penampilan-penampilan musisi pada era ini tergolong "gila". Bahkan para fans-nya juga membuat geng-geng guna mendukung grup band-nya masing-masing, dan ini menjadi cikal bakal seringnya tawuran di saat live music. Pada era ini pula mulai ada fans yang melakukan head banger alias mengibaskan rambut yang gondrong atau menggoyang-goyang kepala sambil mengikuti beat lagu, disertai salam metal tiga jari (yang kemudian salam ini dipakai oleh salah satu partai di Indonesia).

Meski band-band rock di tahun 1980-an sedikit terlindas oleh roda musik heavy metal, tidak demikian halnya dengan musisi rock solo. Sebab, pada tahun 1985, muncul nama Nicky Astria dengan albumnya, “Jarum Neraka”, yang digarap bersama Ian Antono. Album itu ternyata laris di pasaran hingga terjual di atas 250 ribu kaset. Album “Jarum Neraka” itu disebut-sebut sebagai album rock Indonesia pertama yang mampu menyaingi album lagu pop dalam mendobrak angka penjualannya. BASF Awards menganugerahi album ini sebagai album rock terlaris di tahun yang sama.

Roxx, Sebuah Kegairahan Baru
Pada tahun 1980-an juga di Indonesia muncul sebuah kegairahan baru dalam musik rock. Sebuah grup band bernama Roxx dianggap sebagai icon kegairahan baru tadi. Roxx adalah grup cadas era 80-an yang pernah menjadi fenomen pada masanya. Mereka pun dianggap sebagai grup yang paling beruntung karena dengan mudah bisa melakukan rekaman untuk single pertama mereka, “Rock Bergema”. Kemudahan itu bisa mereka raih setelah menjadi salah satu finalis “Festival Rock Se-Indonesia ke-V”. Bagi Roxx, mendapat kontrak rekaman dari label adalah obsesi yang terlalu muluk pada saat itu. Jangankan rekaman, demo rekaman bisa diputar di radio saja mereka sudah bahagia.

Saat itu, stasiun radio yang rutin mengudarakan musik- musik rock atau metal adalah Radio Bahama, Radio Metro Jaya, dan Radio SK. Dari beberapa radio tersebut mungkin yang paling legendaris adalah Radio Mustang. Sebab, mereka punya program bernama “Rock N’ Rhythm” yang mengudara setiap Rabu malam dari pukul 19.00 – 21.00 WIB.



Download:

- Pop dan Rock Indonesia Lama
- Klasik Rock Indonesia

Juli 03, 2010

power metalPower Metal new performance (2009)
Arul: vocal - Ipunk: guitar - baBah: bass - Eko: drum - Sastro: keyboard - Lucky: add guitar

Akhirnya tanggal 20 Desember 2009 hari Minggu kemarin Power Metal telah selesai Shooting Video Klip untuk album terbaru mereka yg berlokasi di kawasan Cipete Jakarta Selatan. Akan ada 2 Klip nantinya, yaitu: SANG WAKTU dan KEYAKINANKU yang akan di persembahkan Buat Fans Power Metal. Judul album terbaru Power Metal kabarnya bertajuk "POWER IX"


Videoklip "SANG WAKTU"



Videoklip "KEYAKINANKU"

Februari 04, 2010

AGENDA SEKATEN TAHUN 2010

Sekaten Karaton Yogyakarta tahun 2010 bertepatan dengan tahun Dal (tahun jawa) memiliki beberapa tradisi istimewa yang berbeda dengan tahun-tahun biasanya karena hanya terjadi 8 tahun sekali. Upacara istimewa tahun Dal ini antara lain mbusanani Pusaka Dalem, pemangkasan pohon beringin, mbethak kendhil Kanjeng Kyai Mrica, njejak bata atau tembok banon dan keluarnya gunungan Brama pada pisowanan garebeg tahun Dal.

Pasar Malam Perayaan Sekaten tahun 2010 akan berlangsung mulai tanggal 15 Januari sampai dengan 25 Februari 2010, bertempat di Alun-alun Utara Yogyakarta. Puncak acara dilaksanakan pada hari Jum’at tanggal 26 Februari 2010 dengan dilaksanakannya Garebeg Mulud.

Adapun agenda selengkapnya adalah sebagai berikut:

* Miyos Gongso – 19 Februari 2010
* Kondur Gongso – 25 Februari 2010
* Nyebar Udhik-udhik – 25 Februari 2010
* Njejak Boto – 25 Februari 2010
* Garebeg Maulud – 26 Februari 2010

Pengajian umum dalam rangka Pasar malam Perayaan Sekaten dilaksanakan setiap hari melalui menara siar PMPS, dimulai pada tanggal 15 Januari 2010 – 25 Februari 2010. Adapun waktu pelaksanaannya adalah jam. 18.40 – 19.00 WIB dan jam. 20.00 – 20.20 WIB.

Sedangkan pengajian umum di Serambi Masjid Gedhe Kauman dilaksanakan pada tiap hari Jum’at jam 19.30 WIB – selesai dengan jadwal sebagai berikut :

* 22 Januari 2010, penceramah : Prof. DR. HM. Amin Rais, MA
* 29 Januari 2010, penceramah : Drs. H. Jazir, ASP
* 5 Februari 2010, penceramah : Drs. H. Sunardi Sahuri, M.Si
* 12 Februari 2010, penceramah : Drs. H. Imam Subarno

Agenda Panggung Kesenian Pasar Malam Sekaten :

* Pagelaran Seni Tradisi Berbasis Kewilayahan
16 Januari – 29 Januari 2010
* Festival Band Religius
12 – 16 Februari 2010
* Festival Busana Muslim
18 Februari 2010
* Festival Seni Religius se Propinsi DIY
19 – 25 Februari 2010

Pementasan Kesenian Tradisional Jathilan Setiap hari Minggu. jam 09.00 – 11.30 WIB dimulai pada hari Minggu tanggal 17 Januari 2010 dan terakhir pada tanggal 21 Februari 2010.

>> lihat PETA YOGYAKARTA (flash)

Januari 08, 2010

Sad Guna Weweka

Adalah enam macam musuh dalam diri manusia. Enam macam musuh yang harus dihilangkan dan dimusnahkan dari diri setiap manusia. Karena manusia mempunyai pikiran, maka ia mempunyai cita-cita. Bahagia bila cita-citanya tercapai dan derita bila cita-citanya tidak tercapai. Cita-cita inilah yang dapat menyelewengkan tindakannya dari tujuan hidup, yaitu kelangsungan hidup pribadinya dan jenisnya. Bila cita-citanya gagal, orang sering bersikap nekad, bahkan bersedia untuk bunuh diri, ini jelas bertentangan dengan tujuan hidup. Jadi cita-cita itu menyebabkan orang tergelincir dari rel tujuan hidup.
Apabila orang mencita-citakan sesuatu, tetapi tidak mengerti cara bagairnana mencapainya, sering ia berpantang tidur atau berpantang hubungan istri/suami. Padahal semua yang dipantangnya merupakan kebutuhan hidup. Maka pantangan tadi ialah tindakan menyimpang dari jalan tujuan hidup. Adapun keenam musuh yang dimaksud adalah:

Masarya (iri hati)
Perasaan iri hati timbul, karena seseorang tidak senang melihat orang lain yang lebih dari padanya atau menyamai dirinya. la tidak senang melihat orang lain bahagia atau lebih beruntung darinya. Orang demikian merasakan dirinya dikalahkan, lebih rendah, malang, dll. Akibatnya muncul rencana jahat untuk mencelakakan orang yang dianggap menyaingi dirinya.

Kama (hawa nafsu)
Hawa nafsu ada dalam diri manusia, dan menjadi musuh bagi setiap orang. Nafsu yang tidak terkendalikan akan membawa manusia kejurang neraka.

Loba (tamak, rakus)
Loba atau tamak menyebabkan orang tidak pernah merasa puas akan sesuatu. Orang loba ingin selalu memiliki sesuatu yang banyak dari apa yang telah dimiliki. Orang seperti ini akan selalu gelisah karena didorong oleh kelobaannya.

Kroda (marah)
Kemarahan timbul karena pengaruh perasaan loba yang tidak dapat dikendalikan, sehingga timbul rasa jengkel, muak, tersinggung, dll. Orang yang suka marah tidak baik, sebab kemarahan menyebabkan orang menderita, dan pada umumnya orang tidak senang dimarahi. Sehingga orang yang sering marah, tidak akan disenangi orang lain.

Moha (kebingungan)
Kebingungan dapat membuat pikiran menjadi gelap, karena pikiran gelap sehingga tidak dapat membedakan perbuatan yang balk dan buruk. Biasanya lebih cenderung untuk melaksanakan perbuatan yang terkutuk, seperti membunuh orang, atau membunuh diri sendiri. Untuk menghindari kebingungan dalam menghadapi segala persoalan, maka perlu pengendalian pikiran, kuatkan iman, dan harus memiliki rasa pasrah.

Mada (mabuk)
Mabuk karena minuman keras, terlalu banyak minum. Mabuk dapat berakibat jelek seperti, merusak tubuh, merusak urat saraf, dll.